Senin, 23 Januari 2012

Second Chance

Second Chance or somebody believe as the chance when somebody meet the death and almost in the gate of beyond but he or she succeed to be revived and she or he returns in his or her daily life. yet, he or she will live in opposite because he or she has met the death before and we could say he or she repent from his or her old life that sinking in sins. we can believe it because many people have experienced it. However, do we have to meet the death to fix our bad life in days before?, do we have to meet the death to repent?, how if we died then and did not return for living? should we repent in hell? there is no chance if somebody fell in abyss of hell. Hell is far away from what we might imagine in this world from the horrible and terrible side and heaven is also far far away from we can imagine from the side of happiness and satisfaction. So, what do we decide then? wait for our meet with the angle of death? wait for our meet with second chance that is uncertainly luckily happened?. You and I decide we have responsibility to ourselves, we have responsibility to our body and soul, nobody will save us in the day of judgment but our deeds in days passed. Chance actually exists in our daily life in everyday, every hour, every minute, and even every second and in every second somebody said is our choice to choose to be bad or good person. Chance is our life.

Proposal Hidup

Sebelum saya memulai ada baiknya saya kemukakan bahwa sebaik apapun rencana dan rancangan manusia Allah-lah penentunya karena semua adalah milik Allah dan saya adalah sebagai makhluk yang hanya bisa berdoa, berusaha, dan berencana. hal ini saya ungkapkan di awal agar ketika saya dapat mencapai tujuan hidup saya, saya tidak sombong dan tidak merasa bangga diri karena segala sesuatunya adalah dari Allah termasuk tangan mungil yang digerakkan oleh otak dalam menulis uraian ini

pada umur 22-24
pada umur 22 tahun Insya Allah sudah lulus dari UAD dan Insya Allah dengan IPK di atas 3.5 lalu setelah itu saya berencana mengejar beasiswa S2 baik dalam maupun luar negeri dan setelah mendapat beasiswa S2 dalam 2 tahun Insya Allah akan saya selesaikan dan meraih gelar master dalam bidang linguistik. setelah itu saya akan melamar sebagai seorang dosen sembari menulis beberapa buku baik teori maupun buku fiksi.

Pada umur 25-28
pada saat umur 25 setelah lulus S2 saya akan mengajar sebagai seorang dosen selama kurang lebih 3 tahun dan berusaha mendapatkan beasiswa S3 untuk mengembangkan bidang keilmuan saya dalam linguistik dan Insya Allah akan menyelesaikan S3 dalam waktu 3 tahun. Untuk menikah saya akan menikah saat saya merasa cukup mapan dan bisa bertanggung jawab atas orang yang jiwa saya pilih sebagai istri saya nanti agar saya bisa membahagiakannya dan membahagiakan anak saya kelak dan mampu memberikan pendidikan yang layak pada anak-anak saya.

Pada umur 29-35
Setelah saya mapan Insya Allah saya akan berencana untuk membiayai keberangkatan haji ayah ibu saya ke makkah dan hasil tabungan saya yang akan saya investasikan dengan membeli ternak dan mengembangkan peternakan sembari saya mengajar sebagai seorang dosen.

Pada umur 36-40
 pada saat umur ini saya akan berusaha mengejar cita-cita puncak saya yaitu menjadi seorang profesor di bidang linguistik dan saya akan berusaha mendapatkan gelar tersebut.

Pada umur 41-50
dalam umur-umur ini saya akan mendaftarkan diri saya beserta istri saya untuk pergi ke makkah untuk haji dan umrah dan saya akan tetap menulis dan mengembangkan peternakan sepulang dari menunaikan ibadah haji dan mengajar.

Pada umur 51-dipanggil Allah
Saya akan mengabdikan diri saya pada pendidikan di Indonesia untuk memajukan masyarakat Indonesia terutama generasi muda.

demikian uraian rencana kehidupan saya semoga Allah Mengabulkan impian saya. Amin