Pemain:
Putri
raja Fir’aun
Raja
Fir’aun
Haman
Pengawal
Siti
Masyitoh
Suami
Anak
1
Anak
2
Anak
3
Fir’aun
yang menganggap dirinya sebagai tuhan, setelah kedatangan nabi Musa A.S, merasa
sangatlah gelisah dan resah akan dakwah nabi Musa A.S., karena Nabi Musa telah
menunjukkan mu’jizat yang sangat menakjubkan dari tongkat yang berubah menjadi
ular, dan tangan yang mengeluarkan sinar di depan kedua mata Fir’aun. Fir’aun
takut kalau semua orang akan mengikuti Nabi Musa A.S. untuk itu Fir’aun selalu
berlaku kejam kepada pengikut Nabi Musa A.S. untuk menakut-nakuti mereka dan
menakut-nakuti yang lain agar tidak menyembah Allah. Meskipun tak banyak yang
langsung masuk Islam setelah mendengar dakwah Nabi Musa A.S ,namun banyak orang yang diam-diam mengikuti petunjuk
dari Nabi Musa A.s salah satunya adalah Siti Masyitoh yang menjadi tukang sisir
Putri Kerajaan.
Putri Raja Fir’aun : Masyitoh!, Kemari!
Siti masyitoh: Iya putri,
Putri
Raja Fir’aun: tolong sisir rambut
indahku ini, aku akan menghadiri acara kerajaan dua jam lagi
Siti
Masyitoh: baik putri, saya
tidak akan mengecewakan tuan putri
Putri
Raja Fir’aun: cepatlah! jangan
banyak bicara, setelah ini saya harus perawatan kuku dan berhias
Siti
Masyitoh baik putri
Ketika
sedang menyisir, tiba-tiba sisir yang digunakan oleh Siti Masyitoh-pun terjatuh
Siti
Masyitoh: Astaghfirullah!
Putri
Raja Fir’aun: Kata apa itu?Astaga?
atau apa tadi itu?
Siti
Masyitoh: bukan apa-apa tuan
putri
Putri
Raja Fir’aun: baiklah selesaikan
tugasmu lalu pergilah
Siti
Masyitoh: baik putri
Setelah
mendengar kata yang asing dari bibir Siti Masyitoh, Putri Raja Fir’aun
berbincang dengan Haman penasihat kerajaan tentang kata asing itu.
Putri
Raja Fir’aun: Paman Haman kemarilah
Haman; ada apa tuan Putri?
Putri
Raja Fir’aun: pernahkah paman
mendengar kata Astag, Astaghfi, atau apa itu?
Haman: Astaghfirullah-kah
putri?
Putri
Raja Fir’aun: ya benar, kata itu
Haman: putri mendengar kata itu
dari siapa?
Putri
Raja Fir’aun: dari penyisir
rambutku, Siti Masyitoh, memang kenapa paman?
Haman: kata Astaghfirullah itu
adalah ajaran Musa si penyihir itu
Putri
Raja Fir’aun: Astaga!, artinya siti
Masyitoh telah menghianati kita paman
Haman: ya benar tuan putri.
Putri
Raja Fir’aun: lalu apa yang akan
paman lakukan?
Haman: saya akan memberitahu
ayah tuan putri, Raja Fir’aun, tentang kejadian ini. Nanti beliaulah yang
memutuskan untuk mengampuni atau memberikan hukuman
Putri
Raja Fir’aun: baiklah paman, lalu
apa yang harus aku lakukan?
Haman: lebih baik tuan putri
bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa
Putri
Raja Fir’aun: baiklah paman
Dengan
berjalan agak tergesa-gesa Haman menuju ke singgasana Raja Fir’aun. Sebelum
berbicara pada Raja Fir’aun ia duduk tersimpuh seperti menyembah atau bersujud.
Raja Fir’aun: Ada apa Haman?
Haman: Maaf tuanku, Hamba ada
berita
Raja
Fir’aun: Berita apa Haman?
Apa itu tentang musa?
Haman: Ya engkau benar tuan,
Raja
Fir’aun: Apa itu katakanlah Haman
Haman: Kita telah menemukan
pengkhianat di dalam Istana tuanku
Raja
Fir’aun: Apa!siapa dia?siapa
yang berani mengikuti musa?
Haman: Si...Si...Siti Masyitoh
tuan (dengan nada takut)
Raja
Fir’aun: Kenapa kau bisa
berkata seperti itu, apa yang telah di lakukannya?
Haman: Ia mengucapkan kalimat
astaghfirullah tuan
Raja
Fir’aun: kau mendapat berita
ini dari siapa?
Haman: dari putri kesayangan
anda tuanku
Raja
Fir’aun: panggilah ia kemari,
Haman: baiklah tuanku
Haman
kemudian bergegas memanggil Putri Raja Fir’aun
Haman: Maaf tuan putri hamba
mengganggu
Putri
Raja Fir’aun: Ada apa paman
Haman: Raja memanggil anda tuan
putri
Putri
Raja Fir’aun: ayah memanggilku?ada
apa aku kan tidak berbuat salah
Haman: bukan tuan putri, ini
mengenai Siti Masyitoh, anda diminta memberikan kesaksian
Putri
Raja Fir’aun: baiklah aku akan
segera ke sana,
Haman: baik tuan putri
Tak lama kemudian Putri
Raja fir’aun-pun menghadap ayahnya,
Putri Raja Fir’aun: ada apa ayah kenapa memanggilku?
Raja
Fir’aun: aku dengar dari
Haman mentriku bahwa kau telah mendengar Siti Masyitoh mengucapkan kata-kata
dari pengikut Musa, apa itu benar?
Putri
Raja Fir’aun: Itu benar ayah
Raja
Fir’aun: baiklah kalau
begitu panggilkan Siti Masyitoh kemari beserta keluarganya kemari.
Putri
Raja Fir’aun: baik ayah
Sang
putripun memanggil pengawal untuk membawa Siti Masyitoh menghadap kepada Raja
beserta keluarganya,
Putri Raja Fir’aun: Pengawal!
Pengawal: ada apa putri?,
Putri Raja Fir’aun: Panggil Siti Masyitoh kemari!
Pengawal: Baik putri.
setelah
beberapa saat menunggu akhirnya Siti Masyitohpun datang beserta keluarga
besarnya dan sang putri diminta untuk meninggalkan ruang utama kerajaan
Raja Fir’aun: Wahai Siti masyitoh, taukah kau
mengapa kau ku panggil?
Siti Masyitoh: Tidak tuanku, saya tidak tau
Raja
Fir’aun: Ku dengar kau
mengucapkan kata-kata para pengikut musa?benar begitu?
Siti Masyitoh: benar tuan
Raja Fir’aun: bukankah kau tau apa akibatnya
jika kau menghianatiku?
Siti Masyitoh: saya tau tuanku
Raja Fir’aun: lalu mengapa kau tetap melakukannya
kalau kau tau?
Siti
masyitoh: lebih baik saya
menerima hukuman tuanku daripada saya harus melakukan kemusyrikan
Raja Fir’aun: jadi kau tak setuju untuk menyembahku
Siti Masyitoh: Tidak tuanku yang berhak disembah
hanyalah Allah tiada yang lain
Raja
Fir’aun: baiklah kalau itu
maumu, Pengawal! Bawakan mangkuk besar berisi air beserta perapian di bawahnya
Pengawal: Baik tuanku, akan segera
hamba laksanakan
Setelah
beberapa saat kemudian pengawal membawakan perapian beserta mangkuk besar
Pengawal: Sudah siap tuanku
Raja
Fir’aun: Lihatlah Masyitoh,
kau akan aku rebus beserta kelaurgamu bila kau tetap tidak mau menyembahku,
tidakkah kau kasihan kepada suami dan anak-anakmu? Tetaplah menyembahku
Masyitoh
Siti Masyitoh: Tidak tuan,
Raja Fir’aun: baiklah kalau begitu, pengawal! Seret suaminya dan
masukkan ke dalam mangkuk besar itu
Pengawal: baik tuan
Sang
pengawal-pun menyeret suami Siti Masyitoh dan membawanya hingga di pinggir
mangkuk besar yang berisi air mendidih
Raja Fir’aun: Ada kata-kata terakhir?
Suami Siti Masyitoh-pun memberikan
pesan terakhirnya
Suami: Masyitoh
tetaplah pada pendirianmu, Allah tidak akan pernah menganiaya hamba-Nya yang
beriman
Raja Fir’aun: Pengawal masukkan dia!
Pengawal-pun memasukkannya ke dalam
mangkuk besar
Suami: Lailahaillallah
Suami siti Masyitoh-pun
masuk ke dalam air mendidih lalu tenggelam ke dalam rendaman air mendidih itu
Raja Fir’aun: bagaimana Masyitoh?kau tetap tidak mau menyembahku?
Siti Masyitoh: tidak tuan
Raja Fir’aun: Pengawal! Masukkan anak-anaknya mulai dari yang paling
besar
Sang
pengawalpun membawa anak sulung siti masyitoh ke pinngir mangkuk besar untuk
direbus.
Raja
Fir’aun: Apa permintaan
terakhirmu?
Anak
1: Ibu, Sampai jumpa
di syurga ibu, Allah Maha menepati janji
Raja
Fir’aun: Permintaan macam
apa itu, ceburkan dia!
Anak
pertama siti masyitoh-pun akhirnya diceburkan ke air mendidih
Anak
1: Lailahaillallah
Raja
Fir’aun: Berikutnya!
Sang
pengawal-pun membawa Anak kedua Siti Masyitoh ke pinggir mangkuk besar
Raja
Fir’aun: Tahan pengawal!,
Bagaimana Siti Masyitoh, aku beri kau kesempatan untuk bertobat dan kembali
menyembahku
Siti
Masyitoh: Tidak tuan. Tuhan
saya adalah Allah bukan tuan
Raja
Fir’aun: Dasar keras kepala!,
apa permintaan terakhirmu?
Anak
2: Ibu kita akan
bertemu lagi di syurga ibu. Sampai nanti
Raja
Fir’aun: kalian benar-benar
telah terkena sihir Musa!, ceburkan dia!
Sang
pengawal-pun menceburkan Anak kedua Siti Masyitoh ke dalam air mendidih
Anak
2: Lailahaillallah
Raja
Fir’aun: bagaimana
Masyitoh?Ini kesempatan terakhirmu untuk memohon ampun padaku dan kembali
menyembahku.
Siti
Masyitoh: Tidak tuan, saya
hanya akan memohon ampun dan menyembah Allah saja
Raja
Fir’aun: benar-benar kau
ini!, lihatlah anakmu yang masih bayi itu apa kau tidak merasa kasihan? Kalau
kau tidak sayang pada nyawamu paling tidak sayangilah nyawa anakmu yang masih
bayi itu, Dia masih punya hak untuk hidup Masyitoh
Siti
Masyitoh-pun sempat terdiam karena melihat anaknya yang masih bayi mungil itu
dan hatinya sempat ragu-ragu, namun saat itu keajaiban Allah datang, Allah
menepati janjinya bayi Siti Masyitoh yang belum bisa bicara bisa bicara dengan
sangat jelas
Anak 3: Ibu janganlah kau ragu,
janji Allah itu pasti ibu
Karena
melihat keajaiban di depan matanya, Siti masyitoh-pun menjadi semakin yakin
akan janji Allah dan dengan lantang ia menjawab,
Siti
Masyitoh: Tidak tuan. Allah
tidak akan mengingkari janji-Nya, tuhan saya adalah Allah meskipun saya dan
bayi saya harus mati
Raja
Fir’aun: Cukup sudah
bualanmu, sudah habis kesabaranku, Pengawal! Ceburkan dia ke air mendidih!
Pengawal: baik tuan
Siti
Masyitoh: Lailahaillallah
Akhirnya
mereka menjalani hukuman dengan direbus ke dalam air mendidih karena mereka
beriman dan menyembah Allah, namun kasih sayang Allah selalu berpihak pada
orang beriman dan beristiqomah dalam keimanannya, mereka semua telah meninggal
dunia sebelum dimasukkan ke dalam air mendidih sehingga Siti masyitoh beserta
keluarganya tak merasakan panasnya air mendidih.
Siti
Masyitoh adalah wanita sholehah yang teguh dalam keimanannya sehingga Ketika
Nabi Muhammad Saw. isra dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di
Palestina, beliau mencium aroma wangi yang berasal dari sebuah kuburan sehingga
beliau bertanya tentang kuburan tersebut dan jibril menjawab bahwa itu kuburan
Siti Masyitoh.
Demikianlah
Drama Kisah Siti Masyitoh yang diambil dari kisah keteladanan Siti Masyitoh
dalam menjaga keimanannya pada Allah SWT, Semoga bermanfaat, Wallahu’alam.
MH
Kurniawan