Sekarang kau terdiam
Terendam dalam keheningan
Tatapanmu tak ada padaku
Matamu mengisyaratkan pengabaian
Entah sampai kapan
Sebenarnya bukan sungguh jawabmu
Yang kunanti dalam tiap detikku
Bukan pula kata ya dan sebagainya
Tapi keikhlasan cinta
Meski tak pernah terlukis dalam kata
Biar aku mati tanpa ketahui
Jawab atas pertanyaan hati ini
Namun yang selalu kunanti
Adalah tatapan bahagiamu
Ditiap sudut indah matamu
Aku tau aku tak sepadan
Dengan segala apa yang kau genggam.
Dengan segala apa yang kau inginkan
Mungkin tak akan mampu aku wujudkan
Karena mimpimu diatas mimpiku
Bait-bait ini
Tertulis tanpa aku pikirkan
Tanpa aku rekayasa
Beginilah adanya
Mengalir dari sanubari
Aku tau tak sebanding pula
Apa yang aku tuliskan
Dengan apa yang aku nyatakan
Semua terlalu sederhana
Mungkin bagimu tak ada artinya
Tapi satu hal, ketahuilah
Saat itu perasaan ini seakan tertumpah
Pada secarik kertas yang kau kata tiada harga
Yang dibungkus dengan amplop yang tak istimewa
Namun beginilah adanya rasa cinta yang kupunya
Tapi sudahlah, aku tak akan pernah memaksamu
Jika memang kau tak ingin jawab pertanyaanku
Kuberi kau bait-bait kebebasan
Kulepaskan kau dari semua beban pertanyaan
Yang kubutuhkan adalah bahagiamu
Bukan aku menyerah karena lelah
Ataupun tak punya tekad baja lalu pasrah
Tapi karena ku tau hati tak pernah bisa dibohongi
Aku tak mau cinta palsu karena simpati
Dengan kebohongan menjalani sebuah kisah
Terlihat senyum bahagia sedang hati menagis darah
Sunday, October 23 2011, 11:37
puisi ini kau tujukan pada siapa Hafis....zeh?
BalasHapusuntuk yang tanya
BalasHapushahaha... padahal yang tanya simbahku. :-P
BalasHapusoh aku kira cucunya yang bernama antin?
BalasHapus