Prahara meledak tiba-tiba
di balik senyum dan di tengah candadi balik sorot matamu yang teduh
gemuruh hati menggelegar terdengar
menggema hebat dari bibir putri kahyangan
keluh tertumpuk
resah menusuk
dibayangi oleh kebencian yang merasuk
GERAM
Menggenggam
BERTERIAK
Memberontak
mengapa kau sungguh terus menjauh
meski dekat lekat
kau tak pernah melempar sauh
ombak hati terus menerpa
badai terus buatmu terluka
tak tahu aku harus berkata apa
bibir ini terkunci dan tak mau bersuara
aku takut kau semakin hilang dari pandangan
dan tak kembali lagi di sini di pelabuhan ikatan
kembalilah ku minta
aku di sini menunggu dengan tangan terbuka
mari hadapi badai di pelupuk mata bersama
Diperuntukkan kepada Kawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar