Selama kuliah ini saya sedang menjalankan wirausaha meskipun belum bisa dikatakan mampu memenuhi semua kebutuhan saya tapi paling tidak hasil yang saya dapatkan bisa membantu meringankan orang tua saya dalam hal pemebelian kebutuhan saya sehari-hari seperti bensin dan uang saku tambahan. Rencana jangka pendek saya adalah lulus kuliah tepat waktu dan mampu meraih nilai IPK 3,5 keatas agar kesempatan meraih beasiswa lebih mudah dan setelah keluluasan saya nanti Insya Allah saya akan berusaha mendapatkan beasiswa s2 dan itulah plan A namun jika waktunya belum tepat maka saya akan bekerja dahulu disebuah instansi mengumpulkan modal untuk membuka sebuah usaha yang nantinya bisa menambah penghasilan saya. Usaha yang akan saya tekuni adalah usaha budi daya lele sangkuriang. Karena dana untuk memulai usaha ini sangatlah terjangkau dan usaha ini dibilang sangatlah menjanjikan karena banyaknya warung makan lele dijogjakarta ini sangatlah banyaka sehingga bahan mentahpun sangatlah diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan pasar. Budidaya lele yang akan saya mulai adalah budidaya pembesaran bibit lele dari ukuran 3-4 cm ke 5-7 cm karena melihat ketahanan lele pada ukuran tersebut sangatlah bisa diandalkan apalagi terhadap cuaca yang tak menentu. Harga beli lele 3-4 cm per ekornya adalah Rp. 75 dan akan dijual lagi Rp. 200 per ekornya pada level 5-7 cm. dengan modal Rp. 800.000 akan didapat 6000 ekor dengan pembelian sebesar Rp. 450.000 dan sisanya sebesar Rp. 350.000 dan untuk Rp. 150.000 akan dialokasikan pada pembuatan tempat sementara dan umtuk sisanya sebesar Rp. 200.000 untuk pangan. Jika pengembang biakan ini berhasil maka akan didapatkan keuntungan sebesar 200 x 5000 adalah Rp. 1.000.000,00 mendapatkan laba sebesar Rp. 200.000 pada awalnya untuk pengembangan kolam berikutnya. Bukan hanya itu rencana inipun akan tetap saya lakukan ketika saya sudah mempunyai modal yang cukup tanpa bantuan orang tua atau modal saya sendiri dan saat ini saya sedang menabung untuk pelaksanaan rencana tersebut.
Ilmu adalah sebuah kapal untuk arungi samudra kehidupan. Iman adalah sebuah layar yang terkembang, sedang taqwa adalah kemudi yang menjauhkan kita dari ketersesatan.
Rabu, 23 November 2011
Selasa, 08 November 2011
Kisah Walt Disney Yang Mengispirasi
Kisah Walt Disney
Walter Elias Disney dilahirkan di Chicago pada tanggal 5 Desember 1901. Ibunya Flora Call, adalah seorang wanita Jerman. Sedangkan ayahnya Elias Disney, adalah seorang keturunan Irlandia.
Kehidupan keluarga Disney berpindah dari satu kota ke kota lain, karena Elias Disney, yang sebenarnya terpesona oleh dunia bisnis, tidak mempunyai kesesuaian diri dengan dunia itu dan seringkali mengalami kegagalan finansial.
Pada tahun 1906, keluarga Disney pindah ke daerah Marceline, Missouri, di tanah pertanian yang baru dibelinya. Walt Disney kecil menyukai kehidupan di daerah barunya tersebut. Selain itu, kehidupan di desa tersebut juga menghidupkan rasa sayangnya kepada binatang - binatang yang hidup di sekitarnya, seperti bebek, tikus dan anjing. Kelak, ternyata hewan - hewan itulah yang membuat namanya menjulang. Dari sini, Walt Disney menarik pelajaran berharga yang dia terapkan sepanjang hidupnya, yaitu bahwa kebahagiaan akan timbul dalam diri kita apabila kita melakukan sesuatu yang benar - benar kita sukai.
Kehidupan Walt Disney yang bahagia itu teryata hanya bisa dinikmati sesaat saja. Kegagalan panen yang berturut - turut membuat Elias Disney, ayahnya harus menjual ladang pertaniannya dan membeli sebuah perusahaan koran setempat yang kecil. Untuk menghemat biaya pegawai, Elias Disney mempekerjakan Walt Disney dan kakaknya Ray tanpa biaya. Setiap pagi pukul 3.30 dinihari Walt dan Ray sudah harus bangun untuk menunggu kedatangan truk pengangkut. Sesudah itu mereka harus menjalankan tugas harian mengantarkan koran kepada para pelanggan di kota. Kadang - kadang orang menjumpai Walt berjalan dengan kelelahan dan gemetar kedinginan dengan bawaan hampir seberat dua kali berat tubuhnya. Adakalanya cuaca begitu dingin, sehingga Walt harus berjongkok di sudut jalan sekedar untuk menghangatkan diri. Seringkali Walt berpikir, apakah untuk hidup di dunia ini orang harus bekerja mati - matian sebagai budak dengan upah yang hanya bisa sekedar untuk survive ? Tidak adakah jalan lain untuk hidup ? Bila Walt mengantarkan koran untuk para pelanggannya yang kebanyakan adalah orang kaya di kota, maka Walt juga mulai berpikir mengapa mereka bisa hidup mewah, sementara dirinya hidup serba kekurangan. Hal ini akhirnya melahirkan pelajaran kedua di dalam hidupnya, yaitu bahwa kehidupan itu adalah suatu pilihan. apakah kita mau hidup kaya atau miskin, tergantung atas keputusan dan tindakan kita sepenuhnya saat ini.
Atas dasar pemikiran itulah maka setelah beranjak dewasa Walt bersikeras memutuskan untuk masuk ke dinas tentara, karena menurutnya pekerjaan tentara bisa lebih memberi kekayaan dibanding sebagai pengantar koran yang bekerja tidak dibayar. Di sela - sela dinas ketentaraannya, Walt menggunakan waktu luangnya untuk menggambar. Rupanya, bakat Walt dalam menggambar memang luar biasa, sehingga dalam waktu yang singkat banyak teman - temannya di ketentaraan yang minta dibuatkan gambar dirinya.
Kehidupan keluarga Disney berpindah dari satu kota ke kota lain, karena Elias Disney, yang sebenarnya terpesona oleh dunia bisnis, tidak mempunyai kesesuaian diri dengan dunia itu dan seringkali mengalami kegagalan finansial.
Pada tahun 1906, keluarga Disney pindah ke daerah Marceline, Missouri, di tanah pertanian yang baru dibelinya. Walt Disney kecil menyukai kehidupan di daerah barunya tersebut. Selain itu, kehidupan di desa tersebut juga menghidupkan rasa sayangnya kepada binatang - binatang yang hidup di sekitarnya, seperti bebek, tikus dan anjing. Kelak, ternyata hewan - hewan itulah yang membuat namanya menjulang. Dari sini, Walt Disney menarik pelajaran berharga yang dia terapkan sepanjang hidupnya, yaitu bahwa kebahagiaan akan timbul dalam diri kita apabila kita melakukan sesuatu yang benar - benar kita sukai.
Kehidupan Walt Disney yang bahagia itu teryata hanya bisa dinikmati sesaat saja. Kegagalan panen yang berturut - turut membuat Elias Disney, ayahnya harus menjual ladang pertaniannya dan membeli sebuah perusahaan koran setempat yang kecil. Untuk menghemat biaya pegawai, Elias Disney mempekerjakan Walt Disney dan kakaknya Ray tanpa biaya. Setiap pagi pukul 3.30 dinihari Walt dan Ray sudah harus bangun untuk menunggu kedatangan truk pengangkut. Sesudah itu mereka harus menjalankan tugas harian mengantarkan koran kepada para pelanggan di kota. Kadang - kadang orang menjumpai Walt berjalan dengan kelelahan dan gemetar kedinginan dengan bawaan hampir seberat dua kali berat tubuhnya. Adakalanya cuaca begitu dingin, sehingga Walt harus berjongkok di sudut jalan sekedar untuk menghangatkan diri. Seringkali Walt berpikir, apakah untuk hidup di dunia ini orang harus bekerja mati - matian sebagai budak dengan upah yang hanya bisa sekedar untuk survive ? Tidak adakah jalan lain untuk hidup ? Bila Walt mengantarkan koran untuk para pelanggannya yang kebanyakan adalah orang kaya di kota, maka Walt juga mulai berpikir mengapa mereka bisa hidup mewah, sementara dirinya hidup serba kekurangan. Hal ini akhirnya melahirkan pelajaran kedua di dalam hidupnya, yaitu bahwa kehidupan itu adalah suatu pilihan. apakah kita mau hidup kaya atau miskin, tergantung atas keputusan dan tindakan kita sepenuhnya saat ini.
Atas dasar pemikiran itulah maka setelah beranjak dewasa Walt bersikeras memutuskan untuk masuk ke dinas tentara, karena menurutnya pekerjaan tentara bisa lebih memberi kekayaan dibanding sebagai pengantar koran yang bekerja tidak dibayar. Di sela - sela dinas ketentaraannya, Walt menggunakan waktu luangnya untuk menggambar. Rupanya, bakat Walt dalam menggambar memang luar biasa, sehingga dalam waktu yang singkat banyak teman - temannya di ketentaraan yang minta dibuatkan gambar dirinya.
Setelah perang dunia I usai, Walt keluar dari dinas tentara. Saat itu, sangatlah sulit mencari pekerjaan. Ini merupakan masa - masa paling suram dalam kehidupan Walt Disney. Untuk kembali ke orang tuanya dia malu, karena waktu itu dia sering menyombongkan pada orang tuanya bahwa pekerjaan tentara itu adalah `pekerjaan orang kaya'. Walt tidak mempunyai uang barang sedikitpun, dan terpaksa menumpang di belakang sebuah bengkel kecil, dengan sebuah bangku usang, satu - satunya perabotan yang dimilikinya, untuk makan dan tidur. Lebih parah lagi, seminggu sekali dia harus pergi mengendap - endap ke stasiun kota di malam hari hanya sekedar untuk `mencuri' mandi.
Walt menyadari, bahwa hal ini tidak mungkin dibiarkan terus - menerus. Dia kembali ingat impiannya di masa lalu, bahwa dia ingin menjadi kaya, bukan gelandangan seperti sekarang. Tapi, apa yang bisa dilakukan dengan keadaannya yang sekarang, tanpa modal, tanpa kenalan, tanpa pekerjaan. Dalam keadaan paling parah dalam hidupnya, Walt akhirnya bisa merumuskan prinsip hidupnya yang ketiga, yaitu tidak peduli seberapa parah keadaan kita saat ini, namun keadaan pasti akan berubah lebih baik apabila kita masih memiliki satu hal : harapan.
Harapan itu pula yang terus memacu pikiran Walt. Akhirnya Walt menyadari, bahwa satu - satunya yang masih dimilikinya adalah bakat menggambarnya. Tapi, bagaimana caranya agar bakat tersebut bisa menghasilkan uang untuk dirinya ?
Walt menyadari, bahwa hal ini tidak mungkin dibiarkan terus - menerus. Dia kembali ingat impiannya di masa lalu, bahwa dia ingin menjadi kaya, bukan gelandangan seperti sekarang. Tapi, apa yang bisa dilakukan dengan keadaannya yang sekarang, tanpa modal, tanpa kenalan, tanpa pekerjaan. Dalam keadaan paling parah dalam hidupnya, Walt akhirnya bisa merumuskan prinsip hidupnya yang ketiga, yaitu tidak peduli seberapa parah keadaan kita saat ini, namun keadaan pasti akan berubah lebih baik apabila kita masih memiliki satu hal : harapan.
Harapan itu pula yang terus memacu pikiran Walt. Akhirnya Walt menyadari, bahwa satu - satunya yang masih dimilikinya adalah bakat menggambarnya. Tapi, bagaimana caranya agar bakat tersebut bisa menghasilkan uang untuk dirinya ?
Setelah sekian lama mencari - cari, Walt memutuskan bahwa Hollywood adalah tempat yang cocok dengan dirinya, dengan bakat yang dimilikinya. Untuk kesana, terpaksa Walt menahan malu dan meminjam uang dari kakaknya Ray. Setibanya disana, ternyata Walt hanyalah satu dari sekian ribu orang yang berharap bisa menjadi bintang di Hollywood. Mulailah Walt masuk satu persatu ke studio yang ada disana, dan mencoba menawarkan diri untuk bekerja apa saja, asal ada hubungannya dengan dunia perfilman. Bukan hal yang mudah ternyata, karena tidak ada satupun studio yang mau menerimanya, bahkan untuk pekerjaan yang paling rendah sekalipun.
Walt menyadari, bahwa para studio itu menolaknya karena dirinya tidak menunjukkan satu keahlian khusus, yang membuat mereka tertarik kepadanya. Belajar dari situ, Walt membeli beberapa kertas kosong dan mulai menggambar. Kemudian Walt kembali lagi ke studio - studio itu lagi, kini dengan menonjolkan `bakat' yang dimilikinya. Ternyata ada satu studio yang tertarik dengan bakat Walt yang luar biasa. Mereka bahkan langsung memesan satu cerita "Alice in The Wonderland" dalam bentuk film kartun bergerak, dengan harga awal US$ 1.500. Jumlah itu justru membuat Walt kaget, karena pada awalnya Walt hanya berharap mendapatkan upah US$ 50 sebulan, hanya sekedar untuk bertahan hidup.
Walt menyadari, bahwa para studio itu menolaknya karena dirinya tidak menunjukkan satu keahlian khusus, yang membuat mereka tertarik kepadanya. Belajar dari situ, Walt membeli beberapa kertas kosong dan mulai menggambar. Kemudian Walt kembali lagi ke studio - studio itu lagi, kini dengan menonjolkan `bakat' yang dimilikinya. Ternyata ada satu studio yang tertarik dengan bakat Walt yang luar biasa. Mereka bahkan langsung memesan satu cerita "Alice in The Wonderland" dalam bentuk film kartun bergerak, dengan harga awal US$ 1.500. Jumlah itu justru membuat Walt kaget, karena pada awalnya Walt hanya berharap mendapatkan upah US$ 50 sebulan, hanya sekedar untuk bertahan hidup.
Rangkaian film "Alice in The Wonderland" sukses luar biasa di bioskop Amerika dan bertahan sampai tiga tahun berturut - turut. Dengan hasil dari film ini, Walt mulai bisa memperbaiki hidupnya, membeli rumah, membuat studio sendiri dan menikah dengan Lilian Bounds.
Suatu hari, Walt teringat masa kecilnya yang bahagia di pedesaan. Hal ini menginspirasi dirinya untuk menggambar tiga sahabat binatangnya waktu itu, yaitu bebek, tikus, dan anjing. Dari sinilah kemudian lahir Donald Duck, Mickey Mouse dan Pluto. Ketiga binatang inilah yang membawa Walt Disney menuju ke kejayaannya sebagai seorang bintang di Hollywood. Selain itu, Walt juga rajin menciptakan film - film animasi lain yang terus mencetak uang bagi dirinya, seperti Snow White, Cinderella, Peter Pan dan Bambi. Dari sinilah Walt kemudian mendedikasikan diri seutuhnya untuk kebahagiaan anak - anak sedunia.
Pada tahun 1950, Walt mempunyai impian untuk membangun taman impian bagi anak - anak. Impian Walt ini dianggap gila oleh rekan - rekannya sesama pengusaha, namun Walt tetap dengan pendiriannya. Taman bermain ini akhirnya bisa diwujudkan pada tahun 1955 di Anaheim, California.
Suatu hari, Walt teringat masa kecilnya yang bahagia di pedesaan. Hal ini menginspirasi dirinya untuk menggambar tiga sahabat binatangnya waktu itu, yaitu bebek, tikus, dan anjing. Dari sinilah kemudian lahir Donald Duck, Mickey Mouse dan Pluto. Ketiga binatang inilah yang membawa Walt Disney menuju ke kejayaannya sebagai seorang bintang di Hollywood. Selain itu, Walt juga rajin menciptakan film - film animasi lain yang terus mencetak uang bagi dirinya, seperti Snow White, Cinderella, Peter Pan dan Bambi. Dari sinilah Walt kemudian mendedikasikan diri seutuhnya untuk kebahagiaan anak - anak sedunia.
Pada tahun 1950, Walt mempunyai impian untuk membangun taman impian bagi anak - anak. Impian Walt ini dianggap gila oleh rekan - rekannya sesama pengusaha, namun Walt tetap dengan pendiriannya. Taman bermain ini akhirnya bisa diwujudkan pada tahun 1955 di Anaheim, California.
Pada waktu pembukaan, Walt mengatakan dalam pidatonya "Kesuksesan dimulai ketika kita mulai menciptakan impian jauh kedepan. Dan saat kita berkomitmen untuk mencapai impian itu, maka selanjutnya impian itu yang akan menjadi magnet dan menarik kita kesana".
Walt Disney meninggal pada tahun 1966. Namun visi dan impiannya untuk kebahagiaan anak - anak akan terus dikenang oleh dunia sepanjang masa.
Kitapun bisa belajar dari semangat-nya.
Kitapun bisa belajar dari semangat-nya.
(Compiled by Fuzna Mz).
http://fuzna.multiply.com/journal/item/40
ada hal-hal yang membuat saya tertarik dengan kehidupan Walt Disney yang hal-hal tersebut layak disebut sebagai moral value dari kisah Walt Disney diatas yang terangkum sebagai berikut
- meskipun dia gagal dia terus mencoba sesuatu yang ia yakini
- harapannya begitu besar dengan diikuti usaha yang besar pula untuk mewujudkan impiannya
- tak pernah kalah sebelum bertarung dengan melihat banyakknya pesaing yang ada disekitarnya
- menetapi komitmennya untuk meraih impian meskipun kata-kata orang disekitarnya cenderung menjatuhkan
- semangat untuk berinovasi dan terus berkarya
Langganan:
Postingan (Atom)