Senja telah menampakkan wajahnya
Memerah lelah diujung barat belahan dunia
Kawanan awanpun ikuti irama lelahnya
Setelah berkawan dengan siang ditengah teriknya surya
Lama berlalu Senja tak mampu bertahan
kemudian ia serahkan kuasanya pada malam
Terus berganti hingga saat tiba waktu
Namun kulihat berbeda pada dirimu ibu
Senja tak tunjukkan iramanya padamu
Kau ibu bagai siang tak kenal malam
Meski goresan-goresan mulai tampak dikulitmu
Dan masa tengah lekat-lekat menatapmu
Kasihmu tak pernah kau serahkan pada malam
Tak satupun cintamu pernah menjadi hitam
Meski kami sering membuatmu naik pitam
Engkau Ibu hanya SATU
Ketika mutiaramu bermandikan lumpur kehidupan
Kau basuh dengan air mata keikhlasan
Bagai tak kenal lelah engkau urus anak-anakmu
Mengajarkan ayat-ayat kehidupan tanpa jemu
Meski kami kadang tak perhatikan
Harapmu melihat kami bahagia tak pernah kelam
Menjadikan kami bagian dari separuh utuh jiwamu
Ibu Engkau hanya SATU
Meski beribu sajak telah tercipta untukmu
Tak satupun darinya mampu
Menggambarkan tulusnya cintamu
Melukiskan besarnya kasihmu
Pada kami putra-putrimu.
Saturday, October 22, 2011. 11:18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar